Fatherhood Helps Men Break Bad Habits (Peran Ayah Membantu Merubah Perilaku Buruk Laki-laki)

Becoming a father can help men break some nasty habits.

Menjadi seorang ayah dapat membantu laki-laki mnghilangkan sejumlah perilaku buruk.

A new long-term study in the Journal of Marriage and Family found significant decreases in crime, tobacco and alcohol use after men became fathers for the first time.

Sebuah penelitian jangka panjang dalam ‘Journal of Marriage and Family menemukan penurunan signifikan tingkat kriminal, penggunaan rokok dan alkohol setelah seorang laki-laki menjadi seorang ayah untuk pertama kali.

The 19-year study involved more than 200 males, between the ages of 12 to 31, who lived  in neighborhoods with higher-than-average rates of juvenile delinquency.

Penelitian selama 19 tahun tersebut dilakukan pada 200 laki-laki, yang berusia mulai dari 12 hingga 31 tahun, mereka tinggal di lingkungan dengan rata-rata tingkat kekerasan yang tinggi.

Researchers wanted to see how the subjects’ criminal behavior changed as they moved through adolescence into adulthood. The study also assessed how the men’s tobacco, alcohol and marijuana use evolved over that same period.

Para peneliti ingin melihat bagaimana perilaku pelaku kriminal berubah seiring mereka beranjak dari masa remaja ke masa dewasa. Penelitian juga meneliti bagaimana laki-laki pecandu rokok, aklohol dan ganja berkembang pada periode tersebut.

“These decreases were in addition to the general tendency of boys to engage less in these types of behaviors as they approach and enter adulthood,” says study lead author David Kerr, an assistant professor of psychology at Oregon State University.

“Penurunan ini merupakan tambahan terhadap kecenderungan umum remaja laki-laki berhubungan dengan tipe-tipe perilaku tersebut seiiring mereka memasuki masa dewasa,” kata pimpinan penelitian David Kerr, seorang asisten profesor Jurusan Psikologi Universitas Negeri Oregon.

Looking at the influences of peer pressure on anti-social behavior and substance abuse, Kerr says men tend to spend less time with their childless peers once they become fathers.

Melihat pengaruh dari tekanan kelompok terhadap perilaku anti sosial dan kekerasan, Kerr mengatakan bahwa laki-laki berusaha untuk menghabiskan sedikit waktu dengan kelompok yang tidak memiliki keturunan saat mereka menjadi seorang ayah.

They also devote more time to their immediate and extended families, possibly in church and community service, settings that are somewhat incompatible with behaviors like substance abuse and criminal behavior.

Mereka juga menyediakan waktu yang lebih banyak untuk pasangan dan keluarga besar, ikut kegiatan keagamaan dan komunitas sosial, lingkungan yang bertolak belakang dengan perilaku seperti tindak kekerasan dan perilaku kriminal.

However, not all first-time fathers are pushed into making a change. Instead, they want to change or are drawn into taking positive steps to become a better person.

Walaupun, tidak semua ayah yang akan menjadi ayah untuk pertama kalinya terdorong untuk melakukan perubahan. Malahan, mereka ingin untuk berubah atau begitu tertarik untuk melakukan langkah yang positif untuk menjadi seseorang yang lebih baik.

For example, Kerr says many men may be drawn to fatherhood as a demonstration of masculinity, which shows they can protect and provide for their families.

Contohnya, Kerr mengatakan laki-laki mungkin benar-benar memainkan peran sebagi seorang ayah untuk menunjukkan sifat maskulinnya, yang menunjukkan mereka dapat melindungi dan ada untuk keluarganya.

Men who were in their late 20s and early 30s when they became fathers showed greater decreases in crime and alcohol use as compared to those who had their first child much earlier, like in their teens or early 20s.

Laki-laki menjelang usia 20 atau baru memasuki usia 30 tahun ketika mereka menjadi seorang ayah menunjukkan penurunan yang besar dalam hal tindakan kriminal dan penggunaan alkohol dibandingkan dengan mereka yang menjadi seorang ayah pada usia yang lebih muda, seperti remaja atau laki-laki yang baru memasuki usia 20 tahun.

Kerr says that could be because men who had children later might have been more able or willing to embrace fatherhood and shed negative lifestyle choices.

Kerr mengatakan hal itu dapat disebabkan karena laki-laki yang memperolah anak pada usia yang lebih tua lebih mampu atau mau untuk melakukan peran seorang ayah dan menahan pilihan hidup yang negatif.

“This research suggests that fatherhood can be a transformative experience, even for men engaging in high risk behavior,”  Kerr says, adding that new fathers might be especially willing and ready to hear a more positive message and make behavioral changes.

Penelitian ini menyarankan bahwa peran seorang ayah dapat menjadi pengalaman trnformatif (perubahan), juga bagi laki-laki dengan perilaku yang sangat buruk sekalipun,” Kerr mengatakan , ia menambhkan bahwa seseorang yang baru menjadi ayah barangkali memiliki keinginan istimewa dan siap untuk mendengarkan masukan positif dan melakukan perubahan perilaku.

Pasted from <http://blogs.voanews.com/science-world/2011/11/18/fatherhood-helps-men-break-bad-habits/>

Leave a comment